Tari Sigeh Pengunten "kearifan lokal Budaya Lampung"
Tari Sigeh Penguten merupakan salah satu tari kreasi baru dari daerah Lampung. Awalnya tari ini bernama tari Melinting dan tari Sembah, namun baik tari Melinting maupun tari Sembah telah dikukuhkan namanya menjadi tari Sigeh Penguten. Tari Sigeh Penguten merupakan perpaduan budaya antara kedua suku Lampung yakni Pepadun dan Saibatin. Melalui Peraturan Daerah, tari Sigeh Penguten diresmikan sebagai tarian Lampung dalam penyambutan tamu penting. Tarian ini dipentaskan dalam setiap pembukaan acara baik formal maupun non formal. Tari Sigeh Penguten memiliki keunikan tersendiri yang terdapat pada gerak, iringan, tata rias dan busana.
Tari Sigeh Penguten memiliki makna yang terkandung didalamnya. Makna tersebut adalah makna gerak yang mengandung falsafah Melayu Piil Pesengiri, iringan sebagai persembahan, tata rias yang memiliki makna keceriaan dan busana yang mewakili kedua suku yakni Pepadun dan Saibatin. Selain itu properti yang digunakan dalam tari Sigeh Penguten yakni tepak memiliki makna tersendiri dalam penggunaannya. Tepak berisi sekapur sirih nantinya akan diberikan kepada salah satu tamu yang dianggap mewakili seluruh tamu. Hal ini sebagai ucapan selamat datang dan terima kasih dari tuan rumah kepada para tamu yang telah hadir dalam acara tersebut.
Proses lahirnya tari Sigeh Pengunten tak lepas dari realitas budaya Lampung yang ter-dikotomi (pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan) menjadi Pepadun dan Peminggir. Kedua adat yang memiliki kekhasan tersendiri sama-sama merasa paling layak merepresentasikan Lampung. Tari Sigeh Penguten merupakan sintesis (perpaduan atau campuran) dari dua identitas kebudayaan yang ada di Lampung. Tari ini menyerap gerak tarian baik dari adat Pepadun maupun adat Peminggir menjadi satu kesatuan yang harmonis dan dapat diterima masyarakat luas.
Salah satu ciri dalam tari Sigeh Penguten yang merupakan unsur asli dari tari sembah adalah aksesori yang dikenakan para penari. Sesuai namanya, aksesori utama yang digunakan adalah siger – mahkota berwarna emas yang telah menjadi identitas daerah Lampung. Aksesori lain yang digunakan pada jemari tangan penari Sigeh Penguten adalah tanggai, yaitu penutup jari berbentuk kerucut berwarna emas. Selain kedua aksesori tadi, penari Sigeh Penguten juga mengenakan papan jajar, gelang kano, gelang burung, kalung buah jukum, dan pending.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
OSIS Masa Bakti 2023/2024 SMKN 4 Metro resmi dilantik
Metro - 7 Agustus 2023. Organisasi Siswa Intra Sekolah atau disingkat menjadi OSIS merupakan sebuah organisasi yang berada di lingkungan sekolah. OSIS menjadi tempat penyaluran i
PEMANFAATAN LIMBAH BUAH –BUAHAN DAN SAYURAN DI PASAR MARGOREJO SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR PnP(penambah nutrisi dan pertumbuhan) BAGI TANAMAN
Artikel,25Maret 2022 PEMANFAATAN LIMBAH BUAH –BUAHAN DAN SAYURAN DI PASAR MARGOREJO SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR PnP(penambah nutrisi dan pertumbuhan) BAGI TANAMAN (KARYA INO
SMKN 4 Metro melakukan Benchmarking ke PSDKU Universitas Padjadjaran di Pangandaran dan Agia Mandita Fish Farm
METRO - Pentingnya benchmarking dalam meningkatkan mutu sekolah menjadi perhatian khusus oleh smk negeri 4 metro yang melakukan kunjungan indusri ke PSDKU Universitas Padjadjaran d
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMKN 4 Metro tahun ajaran 2022/2023
Kota Metro - Meredanya pandemi Covid-19 di tahun ini memberikan kesempatan kepada sekolah-sekolah untuk melakukan kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah secara luring. Kegiatan mas
Peringati Hardiknas, SMKN 4 Metro gelar Upacara Bendera dengan menggunakan pakaian daerah
Kota Metro - Pada hari Jumat, 13 Mei 2022 SMKN 4 Metro menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2 Mei 2022. Pelaksanaan dimulai pukul 08.00 WIB s.d selesa